Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

REVIEW BUKU PEREMPUAN YANG MENDAHULUI ZAMAN | KHAIRUL JASMI

 

BUKU PEREMPUAN YANG MENDAHULUI ZAMAN

Judul                     : Perempuan yang Mendahului Zaman

Penulis                  : Khairul Jasmi

Penerbit                : Republika

Jumlah halaman : 232 halaman

Sinopsis :

"Rangkayo Syekhah Rahmah El Yunusiyyah adalag ayam betina yang berkokok. Sejak beliau, di zaman penjajahan, ia mendirikan sekolah muslimah pertama di Indonesia, Diniyyah Puteri. Tak terbeli. Ia adalah komandan TKR, pasukan yang menghadang Belanda. Punya pasukan intel. Rahmah selalu berkerudung. Ditangkap, didenda, dan ditahan Belanda. Melawan Jepang agar menutup semua rumah bordil di Minangkabau. Menjemput perempuan - perempuan Minang yang diculik ke markas Jepang. 

Rahmah, satu - satunya yang diberi gelar Syekhah oleh Universitas Al Azhar, Cairo, Mesir. Universitas ini, meniru Diniyyah Puteri. Rahmah mendahului Al Azhar. Rahmah mendahului zaman. ia paling dulu mengibarkan Sang Merah Putih pada 1945 di Ranah Minang bahkan mungkin di Sumatera. 

Kini warisannya makin jaya, modern dan disukai banyak perguruan tinggi ternama di dunia."

Review  :

Syehkah Rahmah El Yunusiyyah terlahir dari orang tua yang begitu taat kepada Allah SWT. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Membumi di Minangkabau adalah sebuah takdir yang nantinya membawa Rahmah sebagai pahlawan bagi tanahnya. Walaupun ia serang perempuan, ia tumbuh bak ayam betina yang berkokok. kuat dan berani. Keinginan terbesarnya adalah membangun sekolah khusus kaum perempuan. "Jika uwan izinkan, saya akan mendirikan sebuah sekolah, khusus untuk perempuan Minangkabau dan perempuan islam pada umumnya dari mana pun mereka berasal. Kaumku sudah lama tertindas, sementara tiap sebentar saya dengar perempuan adalah tiang negara. dimana akan ada negara kalau tiangnya rapuh ? Al mar'atu imadul bilad. Selama kami dijadika subjek saja, selama itu pula kami nyaris tidak dianggap, kecuali untuk dinikahkan. Kami menjadi pelengkap saja sampai ajal menjemput. Kami harus pasrah, apa pun yang akan terjadi", begitulah alasan tegas yang diutarakan Rahmah kepada kakaknya Zainudin yang telah lebih dulu membangun sekolah.

RELATED POST : REVIEW THE POPPY WAR | RF KUANG

Dengan restu yang diberikan orang tua, keluarga dan kaumnya Rahmah akhirnya mendirikan sekolah bernama Diniyyah Puteri. Pada awalnya sekolah ini banyak menjadi bahan perbincangan orang - orang karena dibalik berdirinya sekolah ini adalah seorang perempuan, pun ditengah gejolak kekuasaan Belanda saat itu. Seiring berjalannya waktu, nama Etek Amah semakin melejit berkat usahanya mendirikan sekolah dengan dasar islam dan prinsip - prinsip yang ia punya.  Sekolah ini pernah dibuat ambruk oleh gempa. Namun Etek Amah tidak menyerah  begitu saja. Ia berkelana keliling Sumbar untuk menggalang dana. Diniyyah Puteri pun kembali bersinar berkat belaiu.


Etek Amah berpenampilan layaknya bundo kanduang panutan perempuan Minang. Di Kesehariannya ia selalu menggunakan baju basiba (baju kurung longgar), rok, dan lilik (selendang yang dililitkan di kepala). Cara berpakaiannya ia terapkan di sekolahnya. Ia tegaskan bahwa aurat adalah yang paling terpenting bagi seorang perempuan. Jangan sesekali perempuan membuka tenda (tutup kepala). Pernah di saat kondisi negara saat itu sangat morat - marit. Pakaian untuk digunakan pun sampai tidak ada. Etek Amah menyuruh muridnya menggunting setiap kain yang mereka punya dan dijahit untuk dijadikan pakaian. Entah itu kain dari gorden ataupun alas meja. Kerudung pun pernah menjadi saksi kemerdekaan Indonesia di tanah Minang yang dijahit dengan kain merah oleh Etek Amah karena tidak ada kain lain.


Rahmah telah menempuh perjalanan panjang ke berbagai belahan dunia. Kemanapun ia tuju untuk berguru. Apapun jenisnya ilmu, ia babat habis. Bekal untuk sekolahnya. Ia pun sempat belajar kebidanan dan kedokteran. Rahmah sangatlah menjunjung tinggi derajat kaumnya. ia tak ingin kaumnya hanya jadi ahli dapur, sumur dan kasur saja. Perempuan berhak menyenyam pendidikan setinggi apa pun dan perempuan berhak dalam hal apa pun setara dengan laki -laki. Pemberani Etek Amah jangan ditanya. Ia berhasil membubarkan Rumah Kuning (rumah pemuas nafsu penjajah). 

RELATED POST : REVIEW KAMU GAK SENDIRI | SYAHID MUHAMMAD

Setelah kemerdekaan pun, sekolah Etek Amah masih menjadi sasaran penjajah. Mereka tidak ingin ada sekolah yang didirikan oleh pribumi, apalagi sekolah khusus perempuan. Etek Amah tetap mempertahankan sekolahnya. Pasca kemerdekaan, pasukan tentara masih beroperasi demi negara. Banyak pertikaian yang terjadi. TKR yaitu sala satu unit tentara saat itu tidak punya komando. Tidak ada yang berani, karena kuatnya perlawanan penjajah. Siapa sangka Etek Amah lah yang ditunjuk sebagai komandan dan beliau menyanggupinya. Keren. Keluarga tentara saat itu pun ikut berpartisipasi untuk mendukung mereka. Salah satunya dengan mendirian "dapur Etek Amah". Di dapur ini mereka dibuatkan makanan bekal untuk berperang. Makanya ada istilah "pasukan nasi bungkus". Perjuangan melawan penjajah pun masih berlanjut. Etek Amah sempat tertangkap saat bergerilya di Gunung Singgalang.


Etek Amah tak main - main dalam hal pendidikan. Ia melahirkan banyak lulusan yang berpengaruh bagi negara. Tidak hanya bersinar di dalam tapi juga di luar negeri. Gelar yang ia dapatkan pun bukan sembarang gelar. Gelar tersebut diberikan oleh Universitas Al Azhar pertama kepada perempuan. Namanya terpendar ke seluruh penjuru, berkat keberanian yang ia punya sebagai seorang perempuan.


Buku dengan genre novel biografi ini benar - benar bermakna. Ini adalah bacaan pertamaku tentang biografi perempuan Minang. Penggambaran awal tentang daerah Minangkabau yang ditulis penulis berhasil bikin aku seolah - olah berada di tahun 1920an. Aku yang asli orang Minang jadi takjub setip membaca tulisan penulis. Semua daerah yang disebutkan pernah aku datangi. Dan daerah tersebut punya sejarah tertentu di zaman dahulu. Bahasa yang digunakan ada bahasa Minang tok, jadi aku masih paham. Kekurangannya kalau dibaca bukan orang Minang, mungkin agak sedikit bingung.

Alur yang dibuat berdasarkan sejarah hidup tokoh pun tidak lambat dan juga tidak terkesan begitu cepat, jadi enak untuk dibaca. Buku ini ngasih suntikan energi berarti banget, apalagi untuk kaum perempuan. Dan juga sebuah tamparan halus bagi kaum laki - laki, bahwa perempuan juga berhak untuk mengenyam pendidikan setinggi apa pun. Aku sangat merekomendasikan buku ini untuk generasi sekarang yang sedang bingung tentang pentingnya pendidikan atau bagi kamu yang pengen nambah wawasan mengenai perempuan yang bejasa dalam mengharumkan pendidikan islam di Indonesia. Bacaan ini sangat ringan. Walaupun ini adalah buku biografi dan dibaluti kisah sejarah, tapi nggak bikin bosan. Banyak wawasan baru yang akan kamu peroleh dari buku ini. 

#mulaimenulisdiblog

RELATED POST : REVIEW WORDS IN DEEP BLUE | CATH CROWLEY

14 komentar untuk "REVIEW BUKU PEREMPUAN YANG MENDAHULUI ZAMAN | KHAIRUL JASMI"

  1. Menarik, tapi kayaknya banyak typonya. Ada yang kurang huruf akhir dan ada yang setelah titik ga ada huruf kapital.

    BalasHapus
  2. Aku belum pernah baca novel biografi, kak. Setelah baca review kk aku merasa seperti diperkenalkan dengan sosok beliau yang sangat berjasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sosok beliau sangat menginspirasi kak. Dan penulis juga pandai membuat narasi yang tidak membosankan.

      Hapus
  3. Aku belum pernah baca novel biografi, kak. Setelah baca review kk aku merasa seperti diperkenalkan dengan sosok beliau yang sangat berjasa.

    BalasHapus
  4. Semangat terus review bukunya, Kak.

    BalasHapus
  5. Wahh baru aja beli di gramed, belum sempat baca😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayokk dibaca. Serius ini buku biografi yang nggak ngebosenin sih menurutku...

      Hapus
  6. Mantep kak semoga bermanfaat 🥰🥰🥰

    BalasHapus